Ada yang
berpendapat bahwa anak-anak bisa belajar bahasa secara alami. Tapi ada juga
yang berpendapat bahwa hal tersebut tidaklah mudah. Manakah yang benar?
Bagi orang tua zaman now akan merasa minder jika
anak mereka tak bisa berbicara bahasa Inggris.Tetapi bila anak-anak mereka bisa
berbicara dalam bahasa Inggris dengan lancar,bisanya orang tua akan bangga dan
pede terhadap kemampuan hasil belajar bahasa anak. Menurut saya ada berbagai
macam metode pembelajaran bahasa Inggris yang mudah ditearapkan dalam model
pembelajaran. Sebagai orang tua, kita perlu tahu latar belakang dari berbagai
teori tersebut dan mengenal berbagai karakteristik berbeda saat mempelajari
bahasa di usia tertentu.
Pertama-tama,
pembelajaran bahasa dibagi menjadi berbicara dan membaca atau menulis.
Anak-anak bisa belajar
bicara dengan cara meniru, dan mereka bisa belajar lebih dari satu bahasa pada
saat bersamaan. Hasilnya, anak pun jadi bisa belajar bahasa Inggris lisan
secara alami. Semakin muda usia anak, maka semakin mudah bagi mereka untuk belajar
pelafalan bahasa asli dengan baik. Meskipun setiap anak memiliki situasi
berbeda, tapi secara umum anak-anak bisa mulai belajar bahasa kedua (bukan
bahasa ibu) saat berusia 3 tahun. Anak dapat meniru dan mengulangi apa yang
mereka dengar, dan kemudian secara bertahap memahami arti kata-kata tersebut.
Sementara itu, setiap
bahasa mempunyai tingkat kesulitan membaca yang bervariasi. Contohnya, meskipun
bahasa Cina mempunyai karakter fonetik dan piktograf (huruf gambar), tetapi
secara umum tetaplah sulit untuk menghafal dan mempelajari kata-kata baru. Akan tetapi, metode umum untuk
membaca dalam bahasa Inggris adalah fonik.
Meskipun metode ini
disebut fonik, tetapi anak-anak tak bisa membaca secara alami. Fonik mempunyai
metode belajar yang tepat dan teratur, sehingga anak perlahan-lahan belajar
membaca secara bertahap; mulai dari kata, lalu frase, lalu kalimat, hingga akhirnya
mereka mengerti maknanya melalui konteks. Keuntungan fonik adalah anak bisa
membaca buku meskipun mereka tak mengerti arti semua kata di buku tersebut.
Mereka bisa menebak arti konteks sesuai dengan adegan atau gambar, meskipun
mereka hanya mengetahui beberapa kata saja. Akan tetapi, anak-anak harus terus
membaca sesuai dengan level mereka, agar mereka bisa menguasai keahlian membaca
secara sepenuhnya.
Jika anak sering membaca,
maka mereka akan mulai belajar mengeja sebelum akhirnya belajar cara menulis.
Begitu anak mempunyai kosakata tertentu dan belajar mengeja, maka kini mereka
pun bisa mulai berlatih menulis. Sebenarnya belajar menulis bisa dimulai dengan
sangat mudah. Dialog dan deskripsi skenario, dengan subjek, predikat, objek,
pernyataan, lalu tambahkan kata sifat, kata keterangan, frase preposisi, dan
akhirnya membentuk kalimat dan paragraf.
Berdasarkan hasil
pengamatan saya terhadap anak-anak dan hasil percakapan dengan para guru, maka
saya pun menyimpulkan beberapa tips di bawah ini:
Usia 3-6
tahun adalah periode emas untuk pembelajaran lisan.
Selama periode ini, anak perlu sering berlatih
mendengarkan dan berbicara. Dengan begitu mereka bisa belajar bahasa lisan
secara alami dan menguasai pelafalan bahasa. Di usia ini, anak-anak bisa
membaca buku bergambar sederhana dan belajar vocabulary/“kosa kata dari gambar-gambar yang di lihatnya”, misalnya mulai dari noun,spt “apple, banana, glass,plate,”, yang bisa dimengerti oleh anak hanya dengan melihatnya dan
tanpa perlu mengikuti aturan ejaan.
Fonik
dalam bahasa Inggris adalah metode terbaik untuk belajar membaca.
Saat belajar fonik,
guru harus membimbing siswa untuk belajar mengeja dari kata-kata ke sederhana
ke kata-kata rumit, serta menghafal ejaan kata-kata berdasarkan aturan
pengucapan. Anak akan mendapatkan manfaat dari pembelajaran alami sebelumnya dan
dapat terus melanjutkan belajar fonik. Hasilnya, anak dengan pengucapan bahasa
Inggris yang bagus akan membuat kemajuan yang lebih besar dalam membaca.
Latihan
menulis harus didasarkan pada jumlah bacaan.
Pembelajaran bahasa
Inggris mencakup menulis tulisan fiksi dan non fiksi. Anak diminta untuk
berlatih mengarang cerita atau menulis deskripsi produk. Pada tahap ini,
pembelajaran lebih tergantung pada pemahaman struktur bahasa saat membaca serta
keakuratan kata-kata. Akibatnya, mustahil bagi anak untuk belajar menulis
secara alami, karena mereka harus memiliki pemahaman yang lebih dalam terhadap
bahasa serta tahu cara menggunakannya dengan benar.
Perlu diingat bahwa dalam
tahap awal pembelajaran bahasa, biasanya anak perempuan lebih cepat belajar
dibanding anak lelaki, terutama dalam berbicara. Anak perempuan biasanya lebih
mampu meniru dan merangkai kalimat. Kemampuan bawaan ini juga membuat anak
perempuan cenderung memiliki kemampuan membaca yang lebih baik dibanding anak
lelaki. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya menetapkan tujuan berbeda untuk
anak lelaki dan anak perempuan, karena umumnya mereka memiliki kemampuan yang
berbeda meskipun usianya setara. Begitu anak lelaki bertambah usia, barulah
mereka bisa “mengejar” anak perempuan dalam membaca, memahami bahasa, dan
menulis.
Kesimpulannya, jika
anak-anak mulai belajar bahasa kedua di periode peka bahasa, maka niscaya akan
lebih mudah bagi mereka untuk menguasai bahasa kedua ini secara alami. Tetapi
jika mereka ingin belajar mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis sebaik
penutur asli, maka mereka harus banyak membaca dan berlatih menulis secara
sistematis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar